Pengendalian banjir dan kekeringan
- Definisi Banjir
Banjir adalah suatu kondisi dimana tidak tertampungnya air dalam saluran pembuang (kali) atau terhambatnya aliran air di dalam saluran pembuang.(Suripin,”Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan”).
Banjir merupakan peristiwa alam yang dapat menimbulkan kerugian harta benda penduduk serta dapat pula menimbulkan korban jiwa. Dikatakan banjir apabila terjadi luapan air yang disebabkan kurangnya kapasitas penampang saluran. Banjir di bagian hulu biasanya arus banjirnya deras, daya gerusnya besar, tetapi durasinya pendek. Sedangkan di bagian hilir arusnya tidak deras (karena landai), tetapi durasi banjirnya panjang.
Beberapa karakteristik yang berkaitan dengan banjir, diantaranya adalah :
- Banjir dapat datang secara tiba – tiba dengan intensitas besar namun dapat langsung mengalir.
- Banjir datang secara perlahan namun intensitas hujannya sedikit.
- Pola banjirnya musiman.
- Banjir datang secara perlahan namun dapat menjadi genangan yang lama di daerah depresi.
- Akibat yang ditimbulkan adalah terjadinya genangan, erosi, dan sedimentasi.Sedangkan akibat lainnya adalah terisolasinya daerah pemukiman dan diperlukan evakuasi penduduk.
Sistem Pengendalian Banjir
Sistem pengendalian banjir pada suatu daerah perlu dibuat dengan baik dan efisien, memperhatikan kondisi yang ada dan pengembangan pemanfaatan sumber air mendatang. Pada penyusunan sistem pengendalian banjir perlu adanya evaluasi dan analisis atau memperhatikan hal-hal yang meliputi antara lain :
- Analisis cara pengendalian banjir yang ada pada daerah tersebut / yangs sedangberjalan.
- Evaluasi dan analisis daerah genangan banjir, termasuk data kerugiana akibatbanjir.
- Evaluasi dan analisis tata guna tanah di daerah studi, terutama di daerah bawah / dataran banjir.
- Evaluasi dan analisis daerah pemukiman yang ada maupun perkembangan yang akan datang.
- Memperhatikan potensi dan pengembangan sumber daya air di masa mendatang.
- Memperhatikan pemanfaatan sumber daya air yang ada termasuk bangunan yang ada.
Pengendalian Banjir Metode Struktur
Cara – cara pengendalian banjir dalam metode struktur dapat di bagi menjadi 2 yaitu :
- Perbaikan dan pengaturan sistem sungai
Sistem Jaringan Sungai
Apabila beberapa sungai yang berbeda baik ukuran maupun sifatnya mengalir berdampingan dan akhirnya bertemu, maka pada titik pertemuannya,dasarnya akan berubah dengan sangat intensif. Akibat perubahan tersebut, maka aliran banjir pada salah satu atau semua sungai mungkin akan terhalang.
Sedangkan jika anak sungai yang arusnya deras dan membawa banyak sedimen mengalir ke sungai utama, maka terjadi pengendapan berbentuk kipas. Sungai utama akan terdesak oleh anak sungai tersebut. Bentuk pertemuannya akan cenderung bergeser ke arah hulu
Normalisasi alur sungai dan tanggul
Pada pengendalian banjir dengan cara ini dapat dilakukan pada hampir seluruh sungai-sungai di bagian hilir. Pada pekerjaan ini diharapkan dapat menambah kapasitas pengaliran dan memperbaiki alur sungai. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan pada cara ini adalah penggunaan penampang ganda dengan debit dominan untuk penampang bawah, perencanaan alur stabil terhadap proseserosi dan sedimentasi dasar sungai maupun erosi tebing dan elevasi muka banjir.
Pembuatan alur pengendali banjir (Floodway)
Pada cara ini dimaksudkan untuk mengurangi debit banjir pada alur sungai utama, dengan mengalirkan sebagian debit banjir melalui flood way. Hal ini dapat dilakukan apabila kondisi setempat sangat mendukung. Misalnya terdapat alur alam yang dapat dipakai untuk jalur floodway, tidak ada masalah dengan pembebasan tanah dan lain-lain.
Pembuataan sudetan (by pass)
Pada alur sungai yang berbelok-belok sangat kritis, sebaiknya dilakukan sudetan agar air banjir dapat mencapai bagian hilir atau laut dengan cepat, karena jarak yang ditempuh oleh aliran air banjir tersebut lebih pendek dan kapasitas pengaliran bertambah. Namun yang perlu diperhatikan adalah, bahwa akibat sudetan tidak menimbulkan problem banjir di tempat lain.
2. Bangunan pengendali banjir
- Bendungan
Bendungan digunakan untuk menampung dan mengelola distribusi aliran sungai. Pengendalian diarahkan untuk mengatur debit air sungai di sebelah hilir bendungan.
Faktor-faktor yang digunakan dalam pemilihan lokasi bendungan adalah sebagai berikut:
- Lokasi mudah dicapai
- Topografi daerah memadai, dengan membentuk tampungan yang besar
- Kondisi Geologi tanah
- Ketersediaan bahan bangunan
- Tujuan serbaguna
- Pengaruh bendungan terhadap lingkungan
- Umumnya bendungan terletak di sebelah hulu daerah yang dilindungi
- Kolam Retensi
Seperti halnya bendungan, kolam penampungan (retention basin) berfungsi untuk menyiman sementara debit sungai sehingga puncak banjir dapatdikurangi. Tingkat pengurangan banjir tergantung pada karakterstik hiddrograf banjir, volume kolam dan dinamika beberapa bangunan outlet. Wilayah yang digunakan untuk kolam penampungan biasanya di daerah dataran rendah atau rawa.
- Pembuatan Check Dam ( Penangkap Sedimen )
Check Dam (Penangkap Sedimen) atau disebut juga bendung penahan berfungsi untuk memperlambat proses sedimentasi dengan mengendalikan gerakan sedimen menuju bagian sungai sebelah hilirnya.
Adapun fungsi Chek Dam antara lain :
- Menampung sebagian angkutan sedimen dalam suatu kolam penampung
- Mengatur jumlah sedimen yang bergerak secara fluvial dalam kepekaany yang tinggi, sehingga jumlah sedimen yang meluap ke hilir tidak berlebihan. Dengan demikian besarnya sedimen yang masuk akan seimbang dengan daya angkut aliran air sungainya. Sehingga sedimentasi pada lepas pengendapan terhindarkan.
- Membentuk suatu kemiringan dasar alur sungai baru pada alur sungai hulu.
Check Dam baru akan nampak manfaatnya jika dibangun dalam jumlah
yang banyak di alur sungai yang sama.
- Groundsill
Groundsill merupakan suatu konstruksi untuk perkuatan dasar sungai untuk mencegah erosi pada dasar sungai, dengan maksimal drop 2 meter.
Groundsill diperlukan karena dengan dibangunnya saluran baru (Short Cut) maka panjang sungai lebih curam sehingga akan terjadi degradasi pada waktu yang akan datang.
Komentar
Posting Komentar