Peran konservasi daerah aliran sungai
PERAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI
A.Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu daerah yang dibatasi oleh topografi secara alami dimana air hujan yang jatuh di atasnya akan mengalir keluar melalui suatu outlet yang sama. DAS dapat dipandang sebagai suatu kesatuan sistem hidrologi, dimana interaksi antar komponen sumber daya dalam DAS dapat digambarkan melalui suatu siklus atau pergerakan air.
Daerah Aliran Sungai (DAS) memiliki peran yang besar sebagai sistem pelindung dan penyangga kehidupan, oleh karena itu keberadaannya perlu dikelola dengan baik sehingga peran tersebut dapat tetap berfungsi.
Definisi Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Sedangkan menurut Asdak (2010)
DAS adalah suatu wilayah daratan yang secara topografik dibatasi punggung-punggung gunung yang menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai utama.
B.Pembagian DAS
DAS dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian hulu, bagian tengah, dan bagian hilir.
Ciri-ciri pada setiap bagian DAS dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Bagian Hulu
a) Merupakan daerah konservasi.
b) Mempunyai kerapatan drainase lebih tinggi.
c) Merupakan daerah dengan kemiringan lereng besar (lebih besar dari 20%).
d) Bukan merupakan daerah banjir.
e) Pengaturan air ditentukan oleh pola drainase.
2. Bagian Tengah
Daerah Aliran Sungai bagian tengah merupakan daerah transisi dari kedua karakteristik biogeofisik DAS yang berbeda tersebut di atas.
3.Bagian Hilir
a) Merupakan daerah pemanfaatan.
b) Kerapatan drainase lebih kecil.
c) Merupakan daerah dengan kemiringan lereng kecil sampai sangat kecil(kurang dari 10%).
d) Pada beberapa tempat merupakan daerah banjir (genangan).
e) Pengaturan pemakaian air ditentukan oleh bangunan irigasi.
C.Fungsi DAS
Salah satu fungsi DAS adalah fungsi hidrologi, dimana fungsi tersebut sangat dipengaruhi oleh jumlah curah hujan yang diterima, geologi dan bentuk lahan. Fungsi hidrologis yang dimaksud termasuk kapasitas DAS untuk mengalirkan air, menyangga kejadian puncak hujan, melepaskan air secara bertahap, memelihara kualitas air, serta mengurangi pembuangan massa (seperti terhadap longsor). Fungsi suatu DAS merupakan fungsi gabungan yang dilakukan oleh seluruh faktor yang ada pada DAS tersebut, yaitu vegetasi, bentuk wilayah (topografi), tanah, dan manusia.
Apabila salah satu faktor tersebut mengalami perubahan, maka hal tersebut akan mempengaruhi juga ekosistem DAS tersebut dan akan menyebabkan gangguan terhadap bekerjanya fungsi DAS. Apabila fungsi suatu DAS telah terganggu, maka sistem hidrologisnya akan terganggu, penangkapan curah hujan, resapan dan penyimpanan airnya menjadi sangat berkurang atau sistem penyalurannya menjadi sangat boros. Kejadian itu akan menyebabkan melimpahnya air pada musim penghujan dan sangat minimum pada musim kemarau, sehingga fluktuasi debit sungai antara musim hujan dan musim kemarau berbeda tajam.
Agus dan Widianto (2004) mengemukakan bahwa sebuah DAS yang sehat dapat menyediakan unsur hara bagi tumbuhan, sumber makanan bagi manusia dan hewan, air minum yang sehat bagi manusia dan makhluk lainnya, serta empat berbagai aktivitas lainnya. Manusia hidup di bumi akan selalu dipengaruhi baik secara positif dan negatif oleh adanya interaksi dari sumber daya air dengan sumber daya alam lainnya.
Dampak dari interaksi sumber Daya tersebut tidak terbatas pada batasan politik saja. Sebagai contoh yang nyata adalah air. Air yang mengalir dalam kapasitas yang sangat besar akan mengakibatkan terjadinya banjir. aliran air yang besar akan mengalir dari permukaan yang tinggi ke permukaan yang lebih rendah tanpa memperdulikan batas-batas administrasi. Dari sinilah diperlukan suatu pengelolaan DAS.
D.Pengelolaan DAS
Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengatur hubungan timbal balik antara sumber daya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya, agar terwujud kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatnya kemanfaatan sumber daya alam bagi manusia secara berkelanjutan.
Pada dasarnya pengelolaan DAS merupakan upaya manusia untuk mengendalikan hubungan timbal balik antara sumber daya alam dengan manusia dan keserasian ekosistem serta meningkatkan kemanfaatan sumber daya alam bagi manusia secara berkelanjutan Pengelolaan tidak hanya bertumpu pada salah satu aspek saja tetapi juga harus memperhatikan aspek yang lain. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan hubungan timbal balik ekosistem DAS dengan manusia, sebab DAS memiliki banyak fungsi (multifungsi). Multifungsi DAS seperti penyedia pangan, papan, sandang, rekreasi, kesejukan udara, jasa lingkungan, keanekaragaman hayati, penyedia energi, dan sebagainya harus diperhatikan. Untuk itu, pendekatan multifungsi DAS dan peran DAS yang dominan dalam kehidupan manusia harus dilakukan agar keseimbangan dapat tercapai.
E.Karakteristik Sumber Daya DAS
1) Biofisik
Lingkungan biofisik Daerah Aliran Sungai meliputi:
a. Bentuk wilayah (topologi, bentuk dan luas DAS, dan lain-lain);
b. Tanah (jenis tanah, sifat kimia/fisik, kelas kemampuan, kelas kesesuaian dan lain-lain)
c. Vegetasi/hutan (jenis, kerapatan, penyebaran dan lain-lain)
d. Geologi dan Geomorfologi
2) Klimatis dan Hidrologi
Kondisi iklim yang sangat erat kaitannya dengan pengelolaan DAS adalah curah hujan/presipitasi. Besaran curah hujan, distribusi/sebaran spasial maupun sebaran waktunya sangat mempengaruhi respon hidrologi dari DAS yang bersangkutan. Sedangkan parameter hidrologi yang penting adalah hasil Air (kualitas dan kuantitas air, dan kontinuitasnya).
3) Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi akan berbeda-beda untuk DAS yang berbeda pula. Sebaran penduduk baik secara spasial, umur maupun jenis kelamin, mata pencaharian penduduk, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan masyarakat, tingkat ketergantungan masyarakat terhadap sumber Daya alam, kebiasaan/adat istiadat masyarakat yang terkait dengan pengelolaan sumber daya alam di dalam kawasan DAS, pola penggunaan lahan dan lain-lain.
4) Organisasi Pengelola dan Aspek Kelembagaan
Karyanya (2001) mengemukakan bahwa secara umum permasalahan utama dalam pembangunan pengelolaan DAS adalah belum mantapnya institusi dan lemahnya sistem perencanaan yang komprehensif.
Gejala umum yang timbul dari kondisi di atas antara lain:
- masyarakat dalam DAS masih ditempatkan sebagai objek dan bukan subjek pembangunan
- manfaat pembangunan lebih banyak dinikmati oleh elit-elit tertentu dan belum terdistribusi secara merata
- masyarakat belum mampu untuk berpartisipasi secara nyata dalam proses pembangunan
- masyarakat masih menjadi bagian terpisah (eksternal) dari ekosistem DAS.
F. Konservasi Daerah Pengaliran Sungai
Konservasi ini dilakukan karena maraknya eksploitasi sumber daya alam tanah, hutan, dan air. Dampaknya akan mengubah tata air seperti banjir, kekeringan, serta meningkatnya laju erosi dan sedimentasi.
Teknologi yang dilakukan dalam konservasi ini yaitu
metode Vegetatif dan metode Teknik Sipil.
a. Metode vegetatif yaitu menggunakan tanaman untuk mengurangi daya perusak hujan yang jatuh, sehingga mengurangi aliran permukaan dan erosi. Yang termasuk dalam metode ini yaitu reboisasi yaitu penanaman pohon di kawasan hutan dan luar hutang dengan menggunakan tanaman tahunan.
b. Metode sipil yaitu pembuatan bangunan sipil untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi, dan meningkatkan kegunaan tanah, serta memperbesar infiltrasi air kedalam tanah. Yang termasuk dalam metode ini yaitu : bendungan pengendali, waduk, tanggul, teras, pembuatan irigasi pada daerah pertanian, guludan, dll.
Komentar
Posting Komentar